Senin, 01 Maret 2010

SEHAT ADALAH INVESTASI PENGHASILAN ASLI DAERAH (PAD) TERBESAR

Pembiayaan pembangunan daerah melalui sektor pendidikan dan kesehatan merupakan investasi masa depan yang panjang dan mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan tidak hanya sekedar pembiayaan yang tidak memiliki kontribusi pada PAD

Oleh : AGUS ASYURI


Salah satu ahli ekonomi kesehatan Indonesia Prof. DR. Hasbullah Thabrany, PHD menjelaskan pembangunan sektor pendidikan dan kesehatan memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap perekonomian suatu daerah, terutama pada produktifitas manusia dan dampaknya terhadap pendapatan Asli Daerah (PAD).

Sebagai ilustrasi konsep tersebut, di kota Bengkulu terdapat 274.795 orang penduduk, pada tahun 2007 diketahui sebanyak 9.195 kasus malaria atau sebesar 34 per 1.000 penduduk Kota Bengkulu (data profil Dinas Kesehatan Kota Bengkulu). Selanjutnya, jika proporsi angka mortalitas malaria klinis tersebut dikelompokkan berdasarkan 4 kelompok umur (1) kelompok umur pra sekolah (<7 tahun), (2) kelompok umur sekolah (7-21 tahun), (3) kelompok umur produktip (21-55 tahun) (4) kelompok umur pasca produktip (>55 tahun), dan jika terdapat 2.299 kasus atau 25% masing-masing kelompok umur.Maka dari data diatas akan timbul pertanyaan bagaimana rasionalisasi pengaruhnya terhadap PAD ?.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut penulis mencoba membahas berdasarkan pengelompokan umur dan bagaimana rasionalisasi masalah tersebut yang berdampak pada PAD bila akses terhadap pelayanan kesehatan tidak ada, akses disini merupakan ketidak mauan dan atau ketidak mampuan untuk mendapatkan pelayanan medis karena berbagai alasan ; alasan ekonomi, intlektualitas, ilmu pengetahuan dan banyak alasan lainnya sehingga penderita tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya.

Pertama, kasus pada anak usia pra sekolah dan usia sekolah mengakibatkan kualitas hidup di masa depan dapat terancam akibat komplikasi dan dampak penyakit yang dideritanya. Pada kelompok umur ini mengakibatkan tidak baiknya tumbuh kembang baik fisik maupun mental, kualitas pendidikan yang ditempuh dapat mengakibatkan tingginya angka buta huruf dan anak putus sekolah jika hal tersebut tidak disikapi maka akan bermuara pada putusnya generasi yang berkualitas mulai dari masa pra sekolah yang akhirnya menciptakan manusia dewasa yang tidak produktif serta menjadi beban beban baik bagi keluarganya dan masyarakat.

Pada usia produktip terlambat ditangani maka hilangnya waktu menghasilkan pendapatan untuk nafkah keluarganya sehingga dampaknya dapat terhadap anggota keluarga lainnya khusunya anak-anak usia pra sekolah dan usia sekolah yang dapat menjadi penyebab putusnya generasi unggul yang produktip secara perlahan, jika masa produktip hilang sedangkan ia adalah salah satu penyumbang PAD melalui retribusi pajak misalnya retrebusi melalui parkir per hari Rp.1.000 maka dapat kita bayangkan jika ada 2.299 orang saja kehilangan masa produktip selama 3 hari kerja maka dapat diperkirakan pendapatan APBD akan berkurang sebanyak 2.299 orang x 3 hari x Rp.1.000 sama dengan Rp. 6.897.000, hal ini dapat ditarik gambaran bahwa pendapatan APBD dapat berkurang sebesar Rp.6.897.000 per tahun akibat satu jenis penyakit dan dari satu jenis biaya pajak retrebusi. Bagaimana jika diakumulasikan dengan jenis penyakit lain dan biaya pajak/retrebusi lainnya.

Sedangkan pada usia pasca produktip terlambat ditangani maka akan mengakibatkan dampak secara tidak langsung terhadap kelompok usia dibawahnya khususnya akan menjadi beban bagi usia produktif.

Jika salah satu masalah kesehatan seperti contoh kasus diatas akan berdampak signifikan terhadap kualitas hidup dan produktifitas jika terlambat ditangani serta memiliki dampak berantai (containment problem) pada setiap kelompok umur. Salah satu alasan penghambat penaganan kasus pada umumnya adalah tidak segera mengunjungi pelayanan kesehatan karena tidak tersedianya akses yang baik terhadap pelayanan kesehatan. Akses merupakan peluang seseorang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, memiliki jaminan pelayanan kesehatan dengan atau tanpa memiliki uang tunai maka mereka mendapatkan pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya agar tetap sehat dan produktip.
Dari ilustrasi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas hidup sehat dengan jaminan kesehatan sebagai alat untuk mengakses pelayanan kesehatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya sejak usia dini akan berpengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap kemajuan pembangunan serta berdampak pada kemampuan pembangunan sektor lain khususnya sektor pendidikan yang menciptakan manusia produktif melalui peningkatan kemampuan dan pengetahuan manusia.

Ilustrasi singkat tersebut juga dapat dicermati bagaimana besarnya kontribusi kesehatan terhadap PAD secara tidak langsung (indirect), kebijakan tiga pilar Walikota Bengkulu yang salah satunya pembangunan sektor kesehatan dengan program pengobatan gratis dan jemput sehat dimana menciptakan seluruh elemen masyarakat tersentih oleh pelayanan kesehatan sangat diharapkan dapat mendongkrak pembangunan Kota Bengkulu.
Sekarang kita berharap para tokoh penting pengambil kebijakan mampu dan mau dengan berdaya upaya untuk tetap konsisten terhadap kebijakan yang di keluarkan untuk kepentingan masyarakat dan merubah wajah Kota Bengkulu ke masa depan.amin.......

(Penulis adalah salah satu Dosen Universitas Muhammadiah Bengkulu dan Staf pada Dinas Kesehatan Kota Bengkulu dan Alumni Manajemen Asuransi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, )

4 komentar:

  1. semoga apa yang kita harapkan bisa berjalan dengan lancar dan sukses bersama kebijakan kebijakan yang dijalankan.

    yuli fitri handriyani
    npm: 0780100965
    UMB Semester VI. B ( Ekstensi)

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. semoga tulisan diatas dapat bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat bisa menikmati pembangunan sektor kesehatan dengan program pengobatan gratis dan jemput sehat untuk pelayanan kesehatan yang sangat diharapkan bagi warga Kota Bengkulu.
    nama : YENNI ROSMAWATI
    NPM : 0780100959
    UMB SEMESTER VI B
    10 Maret 2010 22:39

    BalasHapus
  4. Assalamu'alaikum Wr. Wb.
    Very good..semoga artikel diatas dapat menjadi bahan renungan dan kontribusi bagi masyarakat Bengkulu khususnya dibidang kesehatan. Apalagi hal ini bagian dari 3 pilar kebijakan yang canangkan oleh Pemda kota Bengkulu. Karena dengan sehat kita dapat berkarya dan dengan sehat akan menghasilkan manusia yang berkualitas.
    wassalamu'alaikum Wr.Wb
    nama : RENI YUNITA
    NPM : 0780100900
    UMB SEMESTER VI B

    BalasHapus